Rabu, 16 November 2011

analisis novel


TUGAS ANALISIS NOVEL
MATA KULIAH SEJARAH SASTRA INDONESIA

A.   IDENTITAS
Judul                     : Miss Pikun
Pengarang              : Jumanta
Penerbit                : Gagas Media
Terbit                   : Cetakan pertama, 2005
                               Cetakan kedua, 2005
  Cetakan ketujuh, 2006
Isi                        : 205 halaman
Jenis Prosa Fiksi   : Novel
Cover                    : Sampul dari novel ini diberi gambar seorang gadis remaja yang terkesan bingung dengan pose tangan menepuk kening dan yang satunya lagi memegang pinggang. Coner novel ini memiliki perpaduan warna, gambar dan tulisan yang menarik sehingga dapat mengikat kaum remaja yang melihatnya.

B.    SINOPSIS ROMAN “MISS PIKUN”
Uugghhhhh.... gawat… gawat… gawat… kun ngomog sendiri dengan resah, lalu kun menghembuskan napas dan menepuk keningnya sendiri. Astaga, lagi-lagi kun datang telat, rupanya kun benar-benar gak bisa ngelakuin semua hal dengan benar gara-gara kepikunannya.
Kun benar-benar panik, sesampainya disekolah, ia mencari seribu cara untuk lolos dari hukuman, akhirnya kun berhasil keluar dari situasi buruk ini. Beberapa menit kun duduk dikelas, mencoba menghela napas panjang untuk sekedar beristirahat sejenak. Rupanya, kepanikan itu muncul kembali, ternyata kun, cewek kurus berambut panjang yang mempunyai julukan mis.pikun oleh hampir semua teman-temannya di SMA, lupa hari!... ia benar-benar kebingungan setengah mati saat kun sadar bahwa sekarang adalah pelajaran olah raga, dan kun sama sekali tidak membawa baju olahraga tersebut, namun, kun dapat tersenyum lebar ketika dhita meminjamkan baju olah raga dari adiknya untuk kun
Kira-kira baru beberapa detik kun berjalan kelapangan. Ternyata sambutan tertawa dan ejekan terarah kepada kun. Bagaimana tidak, kun memakai baju olah raga seperti orang-orangan sawah, kemudian tiba-tiba pak Tris (guru olah raga) datang dengan emosi. Kun dihukum berlari gara-gara ketauan meminjam baju olah raga. Padalah peraturan disekolah mereka melarang pinjem-meminjam alat-alat sekolah, termasuk baju olah raga. Selalu kun mendapat akhir yang buruk dari kepikunannya. Ia puk dihukum lari keliling lapangan sampai jam pelajaran olah raga selesai
Kun baru berlari dengan raut bete yang amat sangat, baru tiga putaran, tiba-tiba, bu Sherly yang terkenal galak atau memiliki julukan “The Lady Devil” menghampiri pak Tris dan mengajak kun untuk ke kantor wakil kepala sekolah. Kun benar-benar resah, kun berpikir ia akan terlibat kasus yang sangat berat akibat kepikunannya, ternyata bukan itu. Ada berita lain yang membuat kun menangis untuk yang ketiga kalinya dalam sehari ini, dan makin lama tangisannya itu semakin berat. Ayah kun masuk ICU. Papi kun koma, tadi pagi papi kun main golf bersama Om Ferry kemudian kejang-kejang.
Kun dijemput oleh pak broto (supir kun) ia bergegas menuju rumah sakit, Dhita dan Reyna, sahabat yang sangat menyayangi kun memeluk kun saat tau apa yang terjadi pada sahabatnya itu, air mata kun keluar untuk yang ke empat kalinya. Dan kali ini semakin berat. Karena airmata itu meminta rasa sesak di dalam dadanya.
Sesampainya di rumah sakit Dhita dan Reyna tidak ikut masuk, mereka kembali pulang ke sekolah. Baru selangkah kun masuk ruangan tempat papi kun dirawat, ternyata kun harus menghadapi kondisi yang tidak diinginkan. Kun menangis histeris. Tante Agnes dan tante Hany (adik papi kun) memeluk kun dan mereka bertiga menangis, tak kuasa menahan perasaan sedih., karena kehilangan orang yang mereka sayangi.
Setio waluyo hadisastro atau sering dipanggil mas Tio (kakak kun), Kuncoroputri hadisastro (kun), Om Ferry, Om Indra, tante Agnes dan tante Hany berkumpul diruangan kerja papi kun untuk mendengar pembagian harta warisan. Acara itu dihadiri oleh pak Wilson (pengacara papi kun) dan bu Eisye (sekertaris pribadi almarhum papi kun). Pembukaan surat warisan itu sangat memakan waktu yang lama, karena papi kun sangat merahasiakan tempat penyimpanan surat itu. Akhirnya kotak box hitam (tempat menyimpan surat warisan) itu ditemukan dan dibacakan.
Kun kaget bukan main, begitupun semua orang yang hadir disana, kecuali mas Tio, ia tenang sekali.
Kun tak percaya pada pilihan papinya yang menjadikan kun pewaris perusahaan.
***
Kun, Reyna dan dhita berlibur kecipanas. Kebetulan kun memiliki vila yang besar disana. Sesampainya di vila, Dhita dan Reyna segera bergegas mandi, kun bermaksud untuk memasakan mie instant untuk mereka, kun mengambil mie instant dari tas yang berisis makanan yang tadi diletakan mang Yatna di sudut ruangan. Ketika ia baru saja mau melangkahkan kakinya ke dapur, matanya terganggu oleh sebuah lukisan yang menempel di dinding. Lukisan foto keluarganya. Kun termangu, lalu berjalan kearah lukisan itu, kun memandang almarhum papi dan maminya dengan air mata, kun teringat peristiwa yang menyedihkan ketika maminya meninggal dua tahun yang lalu gara-gara leukemia, kun teringat masa bahagia kun bersama kedua orang tuanya. Lalu kun memandang foto mas tio, keluarga satu-satunya yang kun miliki. Mas tio merupakan anak yang paling berprestasi dan membanggakan di keluarga kun, sekarang ia kuliah di Amerika, Barkeley, jurusan manajemen bisnis. Mas tio selalu menyayangi kun lebih dari apapun. Lalu kun memandang foto dirinya, kun merasa berbeda dengan kakanya, kun tidak pernah mau berpikir hal-hal sulit, untuk itu gelas MISS. PIKUN menempel erat pada dirinya.
Kun mengeluarkan air mata,,,, Dhita dan Reyna yang sudah selesai mandi segera menghampiri kun dan keduanya memberi dukungan semangat kepada kun. Mereka adalah sahabat setia kun. Dan sangat menyayangi kun. Liburan itu berakhir menyenangkan karena sahabat-sahabat kun selalu menghibur kun dengan tulus.
***

kun pulang kerumah.  Lalu kun mandi dan segera menuju ruang makan. Disana terlihat mas tio beserta kotak kecil hitam, kotak warisan dari papi kun yang sengaja diberikan kepada mas tio. Kun pun memiliki kotak yang sama dari papinya. Kebetulan mereka berdua belum membuka isinya, lalu kun segera mengambil kotak miliknya, mereka membuka dan membaca surat dari papi, tio mendapat sepucuk surat dan jam yangan, sedangkan kun mendapat sepucuk surat dan pena.
Selesai membaca surat masing-masng terdiam, airmata kun mulai mengalir. Tio kemudian merangkul pundak adiknya.
Suasana kembali normal, tio menceritakan rahasia sebelum meninggalnya papi, ternyata mas tio sempet kirim-kirim email dengan papi. “Ada masalah yang kun belum tau dalam keluarga. Mas tio menduga papi meninggal karena dibunuh. Ada pihak-pihak yang tidak rela melihat papi berhasil, dan itu berasal dari keluarga kita sendiri. Sehingga mereka perlu menyingkirkan papi. Papi sempat bercerita, Dalam tiga bulan terakhir ini perusahaan papi selalu mengalami kerugian, papi curiga, ada orang-orang dekat papi yang melakukan kelicikan. Sekarang mas tio sedang mencari tau semua itu. Namun mas harus kembali pulang ke amerika untuk melanjutkan studi mas disana. Nah sekarang kun yang memiliki kewajiban untuk mengurusi perusahaan papi sampai mas pulang.”
Kun kaget setengah mati, disaat problem besar sedang dialami kun, ternyata orang yang kun anggap dewa penyelamat, ia juga harus pergi meninggalkan kun.
Sebelum pergi, Mas tio mengingatkan kun akan pesan dari papinya, bahwa kun harus tetap semangat dan mulailah menjalankan perusahaan dengan mengikuti anjuran yang disarankan papi, “ingat, mengapa papi ngasih km pulpen?” “supaya kamu mulai belajar dan mencatat.”
“Datangi Bu Eisye dan mulai belajar sama dia tentang kantor.”
***
tiga hari yang lalu tio berangkat ke amrika, sehingga kun harus hidup sendiri disini. Kun mulai melakukan hal-hal yang diperintahkan mas tio sebelum ia berangkat. Kun mulai menjalankan perusahaannya dengan bimbingan Bu Eisye, orang yang paling kun anggap aneh, jutek abis, dan kun pikir Bu Eisye adalah selingkuhan papi kun.  Semua itu, bikin kun males dan ilfil liat dia. Tapi bagaimanapun kun harus ngelaksanain semua itu, mau ngga mau, kun harus belajar sama bu Eisye.
Waktu berlalu, kun belajar dan mencatat semua hal yang diajarkan oleh Bu Eisye, meskipun kun terkadang kelabakan dan merasa pusing dengan semua. Kun tetap berusaha untuk memahami semua itu, karena kun tidak ingin mengecewakan almarhum papinya.
***
Di sebuah café, terdapat pertemuan rahasia yang dilakukan oleh Om Ferry dan Om Indra, ternyata biang semua kejadian ini dari mereka, dan parahnya lagi ternyata Pak Wilson juga ikut terlibat dalam urusan ini, karena pak Wilson memiliki utang  terhadap mereka. Om ferry dan om Indra berbincang-bincang mengenai rencana selanjutnya, lalu Om Ferry tersenyum dengan licik, seraya menjelaskan apa yang harus mereka lakukan nanti. Ada raut senang di wajah nereka, sepertinya niat jahat itu akan berjalan dengan sempurna.
***
Pagi itu, kun kembali diburu waktu gara-gara bangun kesiangan. Semalaman ia berusaha menghafalkan istilah-istilah yang berkaitan dengan bisnis.
Kun harus datang tepat pada waktunya, ia ditunggu oleh Bu Eisye di ruang pertemuan, karena hari ini kun harus menghadiri pertemuan pertamanya dengan klien perusahaan papinya.
Namun kun mengalami nasib sial, kun terjatuh terpental ke belakang setelah menabrak seorang cowo seumurnya, seluruh file yang dawa kun bertaburan ke mana-mana. Cowo itupun terjatuh, dan hidungnya berdarah.
Cowo itu sewot setelah berdiri di depan kun yang masih duduk dilantai. Kun menatapnya dengan sayu, kepalanya terasa pusing, ditambah dia teringat omongan cowo itu bahwa  dirinya sedang berada diruangan gym, bukan diruangan rapat. Badannya langsung terasa melayang dan pingsan.
Kun terbangun dari pingsan bu Eisye dan anak cowok yang tadi ada ada disampingnya. Kun memegang plester yang ada dikeningnya. Kun teringat ia telah melewatkan pertemuan bisnis pertamanya dan iapun langsung duduk dan panic.
Kun meminta maaf pada bu Eisye, karena ia telah salah ruangan. Tetapi bu Eisye tidak memarahinya, ia hanya menjelaskan bahwa kun tidak salah ruangan tetapi salah gedung. Bu eisye menceritakan bagaimana ia akhirnya mengetahui keadaan kun.  Ternyata cowo itu yang memberitahunya. Bu Eisye berhasil menemukan kun du ruangan itu yang sudah bersama davin, anak lelaki yang ditabrak kun.
Lalu kun berkenalan dengan davin. Mereka saling maminta maaf, kun memegangi kepalanya lagi, ia mencoba bangun lagi, tapi kun kembali hampir jatuh, davin kaget, dengan refleks ia memegangi  tubuh kun agar tidak jatuh dengan keras.
Kun merasa wajah davin begitu dekat dengan wajahnya, walau Cuma sebentar ternyata kun merasakan hal yang lain saat itu.
***
hari-hari berikutnya kun kembali ke sekolah. Dhita dan reyna kaget melihat cowo tinggi dan cute tiba-tiba datang menyapa sahabatnya yang pikun itu. Davin baru tau kalo kun ternyata sekolah didekat rumahnya. Kebetulan davin lewat sekolahan itu dan melihat kun. Lalu mereka sedikit berbincang dan bertukeran number telepon.
Davin pulang. Reyna dan dhita menghampiri kun dan mengejek kun sok jual mahal, “hareee,,,geneeeeeeee macih jaim! Keburu disikat orang tau!!... ntar nyesel!...”  namun kun tak peduli perkataan mereka kun terus melangkah dengan angkuh sambil sesekali tersenyum, sahabatnya mengikuti dari belakang sambil mencibir.
Tak lama kemudian kun dijemput Pak broto untuk membawanya ke kantor. Ia harus belajar lagi.
***
Bisnis dengan orang arab yang gagal total gara-gara kepikunannya (lagi), membuat kun harus membayarnya ekstra. Dia lebih sering bertemu dengan bu Eisye.  Kali ini bu Eisye tidak mengajaknya belajar, tetapi ia mengjak kun untuk duduk di meja rapat, ia meminta kun untuk duduk disebelahnya, kun merasa ketakutan.
Ajakan bu eisye yang lembut (beda dengan biasanya : tegas) membuat kun sedikit nyaman, lalu bu Eisye bercerita tentang sebuah rahasia, ternyata kun sedang diintai oleh seseorang, orang itu adalah orang yang membunuh papi kun. Ternyata dugaan mas Tio semua benar, namun kun tak bisa pecaya begitu saja kepada bu eisye, lalu kun berkata , “ Apa yang bisa menjadikan saya pecaya sama Ibu? Sebenarnya sedekat apa Ibu sama papi kun?” akhirnya ibu Eisye menjelaskan semuanya, ternyata selama ini kun sudah salah duga, Bu Eisye merupakan sahabat papi kun, papi telah menyumbangkan satu ginjalnya untuk bu Eisye, papi kun yang menolong keluarga bu Eisye saat mereka mengalami kehancuran dan kesusahan. Sehingga bu Eisye menganggap papi kun adalah sahabat yang paling baik dan bu Eisye merasa berhutang nyawa kepada dia, sehingga ia memutuskan harus membantu kun dalam menyeleseikan masalah ini. Tak terasa ternyata airmata bu Eisye mengalir dalam setiap kata-katanya, semua itu membuat kun menjadi semakin percaya dan terharu mendengarnya.
Keesokan harinya, kun menceritakan semua kejadian kepada para sahabatnya itu, termasuk dugaan bahwa papinya dibunuh seseorang, mereka memberi saran yang memacu semangat kun, mere juga meminta kun untuk lebih berhati-hati, karena kali ini, kehidupan kun bukan lagi main-main, kun harus lulus sekolah, mampu bertahan dari orang-orang jahat di kantor, dan berusaha mengingkap misteri meninggal papinya.
Esoknya, kun beraktifitas seperti biasa, kun sudah mulai membiasakan diri dengan kesibukannya. Hubungan dengan davin pun berjalan mulus, sesekali davin menelpon kun, kun sangat bahagia, sampai suatu hari, kun berencana untuk bertemu dengan davin, ia sudah mempersiapkan semua itu dengan sempurna, agar acaranya tidak berantakan, kemudian kun berdandan dengan sangat cantik, tetapi tiba-tiba handphone kun berbunyi. Itu dari Bu Eisye, “Ngapain nih ibu, hari minggu masih menelpon jug!” lalu  kun mengangkatnya, ternyata kun harus belajar dengan bu Eisye karena sudah tidak ada waktu lagi untuk berleha-leha, kun sebentar lagi  harus menyelesaikan pertemuannya dengan orang arab, pertemuan itu merupakan pertemuan maha penting, karena perusahaan akan mendapat untung besar jika mendapatkan tender dari orang arab itu, begitupun sebaliknya, perusahaan akan terancam rugi bahkan bangkrut jika tidak dapat memenangkan tender itu. Kun sangat mengerti kondisi perusahaan, jadi kun sangat bekerja keras untuk keberhasilan semua itu.
Kun lalu menelpon davin, dia meminta mengundurkan acara nge-date nya menjadi jam 5 sore, untung davin tidak keberatan untuk mengundurkan jadwal ngedate pertama nya itu. Kun pun segera pergi kekantor untuk belajar, dengan napas ngos-ngosan akibat naik tangga sampai 7 lantai, rupanya lift gedung tidak dihidupkan karena libur.
Bu Eisye membawa segelas air, ia menjelaskan sesuatu yang penting yang harus kun ketahui, ini soal orang yang membunuh papi kun. Ternyata bu eisye memiliki seorang anak perempuan, dia bekerja di café tempat om ferry dan om Indra merencanakan niat jahatnya, kebetulan disana donna (anak bu Eisye) bekerja sebagai waitress sambil kuliah. Secara tidak sengaja donna mendengar pembicaraan mengenai perusahaan kita, donna kemudian teringat bahwa perusahaan itu adalah perusahaan tempat ibunya bekerja, kemudian donna mendengarkan pembicaraan mereka, sehingga donna mengetahui rencana mereka dan bla…bla…bla…
Seusai mendengar cerita itu kun diajak bu Eisye untuk merencanakan apa yang harus mereka lakukan, agar pertemuan dengan orang arab itu dapat berjalan lancar tanpa harus digagalkan oleh om indra dan om Ferrry.
Kun diajari apa yang harus kun lakukan saat pertemuan nanti, bu eisye menjelaskan dengan bahasa anak muda, sehingga kun dapat dengan mudah menangkap maksud yang dibicarakan bu Eisye. Mereka berdua bersatu dan bersemangat, bu eisye menggenggam tanga kun, seraya memotivasi nona kun agar dapat percaya diri dan harus berhasil memenangkan tender ini, bu Eisye akan selalu membantu kun dalam hal apapun. Bu eisye memotivasi kun agar dapat belajar dengan cepat, nanti bu eisye yang akan merancang bahan untuk dipresentasikan nona kun.
Tak terasa kun tiba dirumah dengan langit gelap, sesampainya di kamar, kun melihat hp nya tergeletak. Ia lupa membawa hp ke kantor, lalu kun teringat bahwa, davin sedang menunggunya. Kun segera bergegas pergi, kun meminta supirnya melaju kencang, kun resah.
Kun meringis ketika melihat davin yang masih duduk di sana. Davin sedang menatap satu gelas coca-cola yang telah kosong sambil mengtuk-ngetuk gelas itu kemeja, sementara gelas-gelas kosong lainnya tampak dipinggirnya.
Kun dan davin terlibat percekcokan sebentar, namun kun akhirnya menceritakan semua yang terjadi pada dirinya, davinpun mengerti, merekapun merasakan indahnya nge-date untuk ypertama kalinya, kebetulan mereka berdua belum pernah pacaran sebelumnya, jadi mereka sangat bahagia.
***
Ujian SMA telah tiba, ku datang kesekolah lebih cepat dari biasanya, dhita dan reyna tampak heran, perubahan demi perubahan terjadi pada sahabatnya itu. Tampaknya kali ini kun telah berusaha agar ia bisa lulus, semua itu tidak terlepas dari motivasi yang diberikan davin kepadanya.
Akhirnya semua berjalan lancar, ketekunan  davin yang terus menerus ngingetin kun via sms lumayan menolong sampai masa ujian itu selesai.
***
walau kun terlepas dari masa ujian, bukan berarti kun bisa bersantai-santai.
Kun harus mempersiapkan diri untuk rapat bisnis yang maha penting dengan orang Arab itu karena waktunya semakin dekat.
Tinggal sebulan lagi. Hari-hari menjelang hari itu, kun dan bu Eisye jadi lebih tegang. Mereka terus mematangkan siasat agar pertemuan itu tidak diketahui oleh kedua om kun.
***
kun baru pulang dari kantor, tiba-tiba mas tio memberi surprise untuk kun. Ternyata mas tio datang lebih awal.
Kun segera menceritakan apa yang ia ketahui semuanya kepada mas tio, ternyata mas tio pun berpikiran yang sama, akhirnya kedua kaka beradik itu tahu siapa yang membunuh papi mereka. Jadi selama mas tio di amerika, mas tio menemui semua kolegan papi yang memutuskan hubungan kerja dengan papi, ternyata ada salah satu direktur papi yang menyebarkan kebohongan, mereka bilang bahwa perusahaan papi akan bangkrut, sehingga para kolegan papi tidak mau berbisnis dengan papi, jadi selama tiga bulan terakhir sebelum kematian papi, kerugian yang dialami perusahaan papi akibat om ferry dan om Idra. “Sungguh mereka orang yang picik”. Sahut kun.

Dilain pihak, saat kun berusaha menyusun siasat itu, ada seseorang yang kun lupa, ia adalah davin, davin merasa kun mengabaikan dirinya, davin kebingungan untuk bisa ngontakin kun, hp nya kadang tidak diangkat, ditelpun kerumah, sering kun tidak ada.
***
dicafe yang sama terdengar suara dua lelaki yang sedang saling bentak, ia adalah om kun, om indra dan om ferry, mereka sadar bahwa mereka sedang menjadi perhatian pengunjung kafe karena suara mereka yang keras, mereka segera terdiam. Dan meneruskan pemicaraan dengan nada pelan. Donna yang merasa mengenali orang itu segera mendengarkan pembicaraan mereka. Setelah tau semua, donna segera berlari dan petgi menuju tempat kerja ibunya, disana donna menceritakan semua rencana busuk om kun kepada mama nya.
Sore harinya ibu Eisye datang kerumah kun, ia menceritakan kembali semua yang dikatakan donna, terlihat wajah panic dikeduanya. Lalu mereka menyusun siasat. Dan kun menulisnya agar kun tidak lupa.
Setelah pembicaraan selesai terdengar suara ketukan dari om indra, om indra datang dengan ramah, seolah-olah tidak ada niat jahat sedikitpun dari otaknya. Agar tidak menimbulkan kecurigaan ibu eisye segera berpamitan pulang, dan kun mengantarnya sampai depan, astaga,,, kun lupa malah meninggalkan catatan semua yang harus kun lakukan di atas meja ruang tamu, ternyata om indra telah membaca semua dan mengetahui rencana kun, saat kun menghampiri om indra, segera catatan itu om indra kembalikan diposisi semula agar tidak mengundang kecurigaan kun.
***
pertemuan itu besok akan dilaksanakan, om indra dan om ferry telah menyusun strategi baru, mereka telah mengetahui rencana kun dan bu eisye, jadi dengan optimis mereka segera melaksanakan sesuai rencana, namun,,, ternyata apa yang terjadi, mereka terjebak. Kun dan Bu Eisye telah mengubah rencana mereka. Kun menginap dikantor, karena ia harus belajar semalaman untuk persentase itu. dan pertemuan dengan orang arab diundur lebih awal menjadi jam 5 pagi, semua berjalan dengan lancar. Dan kedua om kun ditangkap oleh polisi beserta bukti-buktinya, karena ternyata mas tio, telah menangkap dulu pak Wilson oleh polisi. Sehingga semua rencana mereka telah diketahui oleh kun.
***
semua misteri menegangkan telah selesai.
Kun diingatkan oleh sahabatnya tentang davin, kun merasa bersalah kepada davin, kun meminta maaf dan akhirnya semua berjalan dengan bahagia.

  1. ANALISIS
Novel yang berjudul "Mis Pikun" ini termasuk novel periode angkatan 2000-an. Ini bisa terlihat dari sosial kehidupan yang digambarkan yaitu kehidupan perkotaan yang masih dipengaruhi budaya barat dan timur.

  1. Aliran
Novel ini termasuk aliran realisme, orang-orang yang diceritakan dilukiskan dengan perasaan yang sebar-benarnya, digambarkan dengan teliti dan tidak memasukan pendapat, pikiran serta perasaan penulis kedalam penokohan karakter tersebuut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar